Latar Belakang
Peran ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam menjaga keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya menjadi sangat penting, tidak hanya ketika proses produksi tetapi juga pasca produksi. Terkait kegiatan pengembangan ekonomi khususnya penambangan batubara dan pembukaan kebun kelapa sawit telah membuat kerusakan terhadap kondisi tanah. Beberapa dampak negatif akibat pertambangan jika tidak terkendali antara lain sebagai berikut: kerusakan lahan bekas tambang, merusak lahan perkebunan dan pertanian, dalam jangka panjang pertambangan adalah penyumbang terbesar lahan sangat kritis yang susah dikembalikan lagi sesuai fungsi awalnya, pencemaran baik tanah, air maupun udara misalnya debu, gas beracun, bunyi dan lain-lain. Selanjutnya, dampak negatif yang ditimbulkan secara ekologis pada perkebunan kelapa sawit telah mengubah ekosistem hutan, hilangnya keanekaragaman hayati dan ekosistem hutan hujan tropis, serta plasma nutfah, sejumlah spesies tumbuhan dan hewan yang semakin punah. Selain dua hal tersebut di atas, lahan gambut juga menyumbang kerusakan ekosistem. Kebakaran hutan dan lahan gambut di Jambi, hampir setiap tahun kurun waktu 10 tahun terakhir. Kabut asap pun menjadi duka tahunan warga. Hutan dan lahan gambut makin rusak. Analisis unit GIS Warsi, hutan alam pada lahan gambut tersisa 179.963 hektar dari 751.000 hektar di Jambi
Dari permasalahan tersebut di atas, dibutuhkan teknologi reklamasi dalam arti luas untuk menjamin keberlanjutan pemanfaatan lahan pasca produksi dan degradasi lahan sebagai akibat kebakaran. Selain itu, dengan semakin meluasnya penambangan batu bara telah menyebabkan semakin meluasnya lahan yang terdegradasi yang memerlukan upaya reklamasi. Kebutuhan teknologi merupakan sebuah bentuk jawaban dan respon terhadap proses pembangunan tersebut. Hal ini menjadi dasar Universitas Jambi untuk membentuk sebuah Pusat Penelitian Teknologi Reklamasi Lahan (P2T-Rekla) guna meningkatkan kerjasama dan sinergi antara lembaga riset daerah dalam pengembangan Iptek dan inovasi reklamasi lahan.
Pusat Unggulan Ipteks Perguruan Tinggi (PUI-PT) yang keberadaannya dibawah Kemenristek Dikti diarahkan untuk menguatkan lembaga penelitian yang ada di Perguruan Tinggi (PT), agar mampu mencapai rekognisi ilmiah kelas dunia di bidangnya, serta menghasilkan produk baik ilmu pengetahuan, teknologi, maupun produk inovasi yang berbasis demand driven dalam rangka mendukung peningkatan daya saing pengguna sains dan teknologi (dunia usaha, Industri Kecil dan Menengah (IKM), pemerintah, dan masyarakat) sesuai potensi ekonomi daerah dan tema/isu strategis dalam delapan bidang fokus pembangunan ipteks.
Pusat Penelitian Teknologi Reklamasi Lahan (P2T-RekLa) dibawah koordinasi dan payung PUI-PT yang dipercayakan kepada Universitas Jambi untuk bertanggungjawab mengembangkan teknologi dan inovasi reklamasi lahan. P2T-RekLa dengan dukungan peneliti dari Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik, Fakultas Saintek, Fakultas Kehutanan dan pusat penelitan di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat antara lain : Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH), Pusat Penelitian Manajemen Daerah Aliran Sungai dan Gambut (PS DAS dan Gambut) dan Pusat Penelitian Coorporate Social Responsibility (Puslit CSR). Lembaga penelitian BPTP dan Balitbangda ikut serta untuk mendukung pelaksanan kegiatan P2T-RekLa. Keberadaan laboratorium di beberapa Fakultas dan UPT Laboratorium Dasar dan Terpadu Universitas dapat membantu dalam pengambangan penelitian dalam rangla menghasilkan teknologi reklamasi lahan.
Berdasarkan analisis kesenjangan (gap analysis) maka strategi yang dipilih dalam pengembangan Pusat Penelitian Teknologi Reklamasi Lahan (P2T-RekLa) adalah strategi progresif (Progressive Strategys) karena (P2T-RekLa) sebagai lembaga yang dalam posisi prima dan mantap sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi dan meraih kemajuan. Strategi progresif yang dikembangkan terdiri dari 1) peningkatan kapasitas dan daya saing peneliti dan lembaga (P2T-RekLa) melalui penguatan kapasitas kelembagaan dan pengembangan SDM Ipteks dan sarana pendukung, 2) peningkatan reputasi (P2T-RekLa) melalui peningkatan image sebagai research leader bidang teknologi reklamasi lahan yang berkualitas dan sesuai kebutuhan pengguna (demand push), 3) peningkatan jaringan kerjasama dan kolaborasi antara (P2T-RekLa) dengan lembaga litbang terkait baik pada tingkat nasional maupun internasional, dan 4) peningkatan kemandirian operasional (P2T-RekLa) melalui optimasi sumber-sumber revenue generating melalui peningkatan nilai guna.